Kecamatan Kromengan
Sumber: Kecamatan Kromengan dalam Angka, 2024
Kecamatan Kromengan merupakan salah satu daerah dari 33 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang. Secara astronomis Kecamatan Kromengan terletak diantara 112,2776 sampai 112,3231 Bujur Timur dan 8,0567 sampai 8,0882 Lintang Selatan. Mengacu pada data potensi Kecamatan Kromengan, letak geografis sebagian desa di Kecamatan Kromengan adalah dataran. Luas kawasan Kecamatan Kromengan secara keseluruhan adalah sekitar 39,14 km2 atau sekitar 2,15 persen dari total luas Kabupaten Malang. Sebagai daerah yang topografi sebagian wilayahnya adalah dataran, Kecamatan Kromengan merupakan jalur transit yang menjadi pilihan untuk melanjutkan perjalanan melalui jalur selatan menuju kabupaten Lumajang dan Blitar. Selama berada di Kecamatan Kromengan, pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia seperti akomodasi, wisata alam hingga makanan khas kecamatan ini. Namun, kekayaan alam yang dimiliki kecamatan ini hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Sekiranya kekayaan alam ini dapat dioptimalkan, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah ini berpeluang dapat ditingkatkan. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Kromengan adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara : Kecamatan Wonosari. • Sebelah Timur : Kecamatan Kepanjen. • Sebelah Selatan : Kecamatan Sumberpucung. • Sebelah Barat : Kabupaten Blitar. Jumlah penduduk Kecamatan Kromengan tahun 2023 sebanyak 43.150 jiwa yang tersebar di 7 desa/kelurahan, yaitu: Slorok, Jatikerto, Ngadirejo, Karangrejo, Kromengan, Peniwen, Jambuwer. Komoditas pertanian dengan produksi terbanyak di Kecamatan Kromengan adalah mengkudu, jeruk nipis, jahe, pisang, jeruk.
Jumlah Petani Kecamatan Kromengan
| Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian | 5,173 | ||
| Jumlah Pengelola Usaha Pertanian Perorangan (orang) | 5,445 | ||
| Jumlah Rumah Tangga Petani | 5,052 | ||
| Sub Sektor | Jumlah Rumah Tangga/Rumah Tangga Usaha | Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (unit) | |
|---|---|---|---|
| Rumah Tangga | |||
| Tanaman Pangan | 2,627 | 2,640 | |
| Hortikultura | 791 | 795 | |
| Perkebunan | 2,031 | 2,047 | |
| Peternakan | 3,488 | 3,575 | |
| Rumah Tangga Usaha | |||
| Perikanan | 142 | 142 | |
| Kehutanan | 1,263 | 1,271 | |
| Jasa Pertanian | 65 | 65 | |
| Jumlah Petani Milenial (orang) | 2,074 | ||
Rumah Tangga Petani terbanyak di Kecamatan Kromengan adalah Sub Sektor Peternakan sejumlah 3,488 Rumah Tangga dengan persentase sebesar 39.03%
Sumber: Sensus Pertanian 2023
*Keterangan-Jumlah Rumah Tangga Petani (RTP) adalah banyaknya minimal salah satu anggota rumah tangganya melakukan kegiatan di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, atau peternakan. Satu rumah tangga dapat mengusahakan lebih dari satu subsektor.
-Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) adalah banyaknya rumah tangga yang melakukan minimal satu jenis kegiatan pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar (khusus tanaman pangan termasuk yang seluruhnya dikonsumsi sendiri).
-Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UPP) adalah banyaknya unit usaha pertanian yang dikelola oleh satu orang yang memiliki tanggung jawab teknis, yuridis, dan ekonomis untuk unit pertanian tersebut. Orang tersebut dapat melakukan semua tanggung jawab secara langsung, atau mendelegasikan yang terkait dengan pengelolaan kerja sehari-hari kepada seorang manajer (tidak berbadan hukum). Usaha pertanian mencakup usaha di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian.
-Jumlah Pengelola Usaha Pertanian Perorangan adalah banyaknya orang yang mengelola sekaligus memiliki tanggung jawab teknis, yuridis, dan ekonomis pada unit usaha pertanian perorangan (selain unit usaha pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian lain). Satu pengelola usaha pertanian perorangan dapat mengusahakan lebih dari satu sebsektor pertanian, sehingga jumlah pengelola usaha pertanian secara keseluruhan di Sektor Pertanian bukan merupakan penjumlahan pengelola usaha pertanian dari masing-masing subsektor
-Jumlah Petani Milenial merupakan banyaknya warga negara Indonesia (WNI) berusia 19-39 tahun yang melakukan usaha pertanian di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan, dan/atau melakukan usaha pertanian menggunakan teknologi digital dan/atau alat mesin pertanian (alsintan) modern.